Lowongan Pekerjaan: Begal dan Perut Lapar - Tribun Jabar

SEORANG perwira TNI AD di Kabupaten Garut belum lama ini menjadi korban aksi pencurian dengan modus memecah kaca mobil yang diparkir. Meski uang ratusan juta rupiah luput dari aksi pencurian, sang tentara tetap mengalami kerugian karena sejumlah surat berharga raib.

Aksi pencurian dengan modus pecah kaca itu adalah peristiwa yang kesekian kali. Makanya, kemarin, Polres Garut pun meminta masyarakat di wilayah hukumnya untuk waspada. Caranya dengan tidak meninggalkan uang dan barang berharga di dalam mobil yang diparkir. Reaksi cepat itu bisa jadi karena polisi mengendus potensi aksi serupa bakal marak dan menjadi teror bagi masyarakat.

Aksi kejahatan lain yang belakangan menjadi sorotan dan potensinya akan terus terjadi adalah aksi begal di jalanan. Aksi membegal atau merampas harta orang lain dengan cara menghentikan seseorang yang tengah berkendara ini terjadi puluhan kali di Jakarta, Depok, Tangerang, dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Barat.Begal telah membuat teror kepada masyarakat sehingga mereka pun ketakutan bepergian saat malam. Bukan itu saja para begal itu tak segan menghabisi nyawa korban.

Mengapa aksi kejahatan disertai kekerasan belakangan ini kian marak? Sejumlah pengamat kriminologi berpendapat di antara faktor munculnya aksi begal dan kejahatan lainnya adalah karena faktor ekonomi, kemiskinan, dan lemahnya hukum di Indonesia. Faktor ekonomi menjadi penyebab dominan munculnya aksi kejahatan.

Faktor ekonomi bisa dijelaskan dengan semakin lebarnya gap pendapatan kelompok orang kaya dan miskin di negeri ini. Anda mungkin pernah membaca artikel bahwa jumlah orang kaya di Indonesia terus bertambah, tapi jumlah angka kemiskinan juga makin banyak. Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok membuat kelompok ekonomi lemah dan miskin semakin kalut. Bisa jadi, sepekan lalu makan sehari tiga kali, kini hanya dua kali bahkan sekali karena beras sudah tak terbeli.

Potensi bertindak jahat dalam diri setiap manusia pun muncul. Sebagian mereka yang terdesak memilih jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Membegal, membunuh, bukan lagi tindakan yang harus dihindari karena dilarang Tuhan dan berdosa. Mereka berpikir, hari ini makan atau akan mati.

Kearifan masyarakat Jawa menggambarkan tindakan nekat di luar nalar ini dengan istilah "weteng ngelih pikiran ngalih." Maknanya, seseorang yang dalam keadaan perut lapar maka tindakannya bisa diluar nalar, nekat bertindak jahat.

Selain penegakan hukum yang baik, penyelesaian atas tindakan kriminal belakangan ini dengan menjadikan orang-orang yang lapar menjadi kenyang. Tentu saja tidak melulu diartikan dengan cara memberi bantuan beras dan sejumlah kebutuhan makanan lainnya kepada kelompok miskin. Karena cara demikian justru hanya menyelesaikan masalah sesaat. Tindakan yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah dengan menstabilkan harga-harga di pasaran. Jika harga beras kini Rp 12.000 per kg, maka bagaimana caranya pemerintah menurunkannya hingga kisaran harga yang wajar. Lalu menangkap semua orang-orang yang dicurigai bagian dari mafia beras.

Dan agar mereka yang semula lapar terus dalam keadaan kenyang, maka pemerintah harus merealisasikan janjinya membuka jutaan lowongan pekerjaan dan membantu pelaku usaha kecil berkembang menjadi usaha berskala besar. Maka, dengan penghasilan yang cukup mereka tetap bisa membeli beras meski harganya menggila. (Kisdiantoro)

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.


IFTTT

Put the internet to work for you.

Delete or edit this Recipe

Comments

Popular posts from this blog

More than 600 attend Windy City Times Job Fair at Center on Halsted - Windy City Times