Skip to main content

Lowongan Pekerjaan: Lowongan Pekerjaan di Jepang Capai Rekor Tertinggi Setelah 40 Tahun - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Karyawan

Ilustrasi karyawan berdiskusi. (Foto: StartupStockPhotos/Pixabay)

Ketersediaan pekerjaan di Jepang naik ke tingkat tertinggi dalam lebih dari empat dekade terakhir. Hal ini mencerminkan pasokan tenaga kerja di negeri Sakura tidak mencukupi dibanding jumlah lowongan pekerjaan.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan Jepang, rasio tawaran pekerjaan kepada pencari kerja meningkat menjadi 1,49 kali di bulan Mei 2017 dari 1,48 kali pada bulan April. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 1974. Artinya, 149 posisi tersedia untuk setiap 100 orang ya ng mencari pekerjaan.

Melonjaknya ketersediaan pekerjaan ini dikarenakan tingkat pengangguran naik menjadi 3,1 persen di bulan Mei dari 2,8 persen pada bulan April. Hal ini karena sebagian orang-orang berhenti dari pekerjaan mereka untuk mencari yang lebih baik.

Jumlah orang yang menganggur melonjak 10,2 persen menjadi 2,05 juta, yang mencerminkan kenaikan pada mereka yang meninggalkan pekerjaan "secara sukarela." Jepang memiliki 65,19 juta pekerja di bulan Mei.

Di belakang pemulihan yang dipimpin ekspor, permintaan domestik juga menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Meskipun para ekonom mengatakan bahwa konsumsi swasta tidak memiliki kekuatan karena pertumbuhan upah yang stagnan.

Baca Juga :

Pendapatan rata-rata rumah tangga yang digaji dengan dua atau lebih anggota turun 1,7 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 421.497 yen (Rp 50,14 juta), turun dalam tiga bulan berturut-turut.

"Intinya sektor korporasi berjalan baik tapi sektor rumah tangga masih lemah dalam perekonomian," kata Yusuke Shimoda, ekonom senior di Japan Research Institute, dikutip dari Japan Times, Jumat (30/6).

Seiring pertumbuhan pendapatan yang lamban, kenaikan harga bensin dan barang-barang tahan lama seperti makanan laut yang digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari akan memiliki dampak negatif pada sentimen konsumen.

Shimoda mengatakan bahwa kekurangan tenaga kerja sangat parah di sektor non-manufaktur. Namun perusahaan-perusahaan menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerja karena pencari kerja cenderung memandang kondisi yang ditawarkan tidak menarik.

"Kecuali ketidakcocokan seperti itu bisa diatasi, manajer perusahaan kemungkinan aka n kesulitan," katanya.

Let's block ads! (Why?)


RSS Feed

IFTTT

Comments

Popular posts from this blog

More than 600 attend Windy City Times Job Fair at Center on Halsted - Windy City Times